MENCOBA UNTUK KEMBALI

Entah setan apa yang telah merasuki diriku ini, tiba-tiba merasa kangen dengan “wadah” untukku biasanya berkeluh kesah tanpa orang lain tahu.

Ya…. Blog yang dulu sangat ku sayangi, telah usang dan hampir tidak bisa lagi di manfaatkan. Sejak hari ini, aku berharap bisa “kembali” dan mengelola blog ini walaupun mungkin tetap minimalis dan akan terus membuatku ‘Belajar dan belajar lagi’.

Selamat datang kembali.

101_0819.JPG

SEPAK BOLA KAPAN KITA BISA NONTON ?

gambar bola lucu 14

Bola Sayang

Akhir-akhir ini di kampungku sedang hangat-hangatnya permainan sepak bola. Beragam teknik dan trik telah dan sedang di pertontonkan semua klub yang sedang mengikuti kompetisi ini. Bahkan segala lini dikerahkan untuk menuju kemenangan timnya. Semua komponen di libatkan baik yang boleh, harus sampai pada yang di larang sekalipun turut dilibatkan. Taruhlah misalnya pemain “asing” yang seharusnya tidak diperbolehkan memperkuat tim, ya… masih ada saja tim yang membeli pemain dari luar kampung.

Sebenarnya sih pada kesempatan ini saya tidak mau cerita tentang pertarungan “bola panas” di kampung, tetapi kekecewaanku tidak bisa menonton Liga Champions karena selalu di acak. Walau menurut beberapa teman, seharusnya bisa ikut nonton asalkan dapat memprogram Receivernya dengan memasukkan  kode “apa gitu namanya”   dan receivernyapun harus yang standar bisa di “gituin” 

Ah….nyerah deh kalo ghitu…..

Kalau caranya harus begitu, berarti saya harus ganti receiver baru donk….! Berat rasanya kalau harus beli lagi, tahun-tahun berlalu dengan defisit anggaran….selalu….?

Mohon sarannya donk teman-teman…..! 

FONT ‘S

 

Membaca postingan saudara Eddy tentang

“Cara Menambahkan Jenis Font Atau Memperbanyak Jenis Font “ membuatku terusik kembali buat cari-cari fonts dan mendownloadnya . Beberapa waktu lalu sebenarnya sudah terinstall fonts yang menarik hasil kreasi banyak kreatifator yang memperkaya seni.

Saya yakin, anak saya pasti menyukai beberapa font yang telah saya download karena saya amati dia sering menggunakan banyak font yang unik pada kliping-kliping yang dibuatnya.

Ternyata asyik juga menulis dengan variasi font walau terlihat diriku ini menjadi “kekanakan”. Hihihi….

Tapi tidak mengapa, yang penting bagiku memuaskan hasrat…..(hihi…tidak puasa ya…) dan membantu sang buah hati untuk senang belajar menulis menggunakan komputer sebagai pengenalan terhadap teknologi, dan tidak hanya selalu berkutat dengan game.

(mohon maaf jika tulisan kali ini tidak nampak seluruhnya apabila font belum sempat saya install seluruhnya di kompi anda)

…………….?

 

hari ini…. aku tertidur pulas di tengah hari

sampai-sampai tak kudengar adzan dzuhur

walau-pun di dalam bersit-an hati

ah…… benar-benar aku telah kehilangan diriku

saat ini “aku” bukanlah aku

terombang ambing di lautan tanpa bertepi

tanpa angin bertiup walau hanya semilir

harapan-pun kini telah sirna

hingga waktu membangunkanku untuk terlepas dari belenggu pulas.

………………………………………..(5 Ramadhan 1433 h)

TUAN RUMAH BERMURAH HATI (Sebuah catatan pertandingan TIMNAS U-22)

TIMNAS…….SANG GARUDA MERAH PUTIH.

Bertempat di stadion utama Riau, didukung oleh ribuan penonton, Garuda Muda dengan “ramah” memberikan satu-satunya GOL kepada TIMNAS Australia sebagai tamu. Mungkin inilah karakter bangsa yang sangat ramah tamah kepada para Turis yang sering diperlihatkan bangsa Indonesia, tanpa terkecuali Tim Garuda Muda U-22 yang di bawah asuhan MR. Aji S yang berhalangan hadir di pinggir lapangan mendampingi anak asuhnya.

Benarkah ini sebuah “kemurahan hati” TIMNAS kita ? Benarkah ini karakter bangsa kita ?

Penilaian pribadi saya sebenarnya menyangkal ini. Bagaimana tidak ? Bang Anas yang selalu tersenyum menghadapi permasalahan dengan KPK, ya… karena bukan masalah dirinya sih…? Itu masalah rekannya dan beliau baru pemberi keterangan apapun yang diperlukan KPK untuk titik terang masalah HAMBALANG, atau masalah apapun……selalu optimis dan tersenyum karena adanya dukungan yang kuat dari kesebelasannya. Inilah sebuah contoh yang harus ditiru TIMNAS U-22, yaitu saling mendukung dan bekerja sama sebagaimana yang telah dicontohkan Bang Anas. Apabila dilakukan dengan benar, kita tidak akan menjadi pecundang tentunya. Jangan meniru Nazarrudin….? Dia memang ahli “berlari” namun karena menggiring bola sendirian, toh akhirnya kalah juga. Strategi hanya mengandalkan Andik yang diberikan acungan jempol oleh David Beckham ketika sempat berhadapan dengannya, tentulah bukan strategi jitu. Bagaimana tidak ? TIMNAS Australia khan di lapangan sebuah kesebelasan. Tidak akan mudah khan..? Seperti yang sudah di contohkan Nazarrudin itu lho…..gagal khan….!

Mungkin ini sebuah evaluasi bagi Bang Aji Santoso, supaya partai selanjutnya, pertandingan selanjutnya, merah putih bisa berkibar dengan gagah dan garuda bisa mengangkasa dengan bangga. Kerjasama dan disiplin pemain sangatlah perlu ditunjukkan. Kemampuan individu pemain kita tidaklah kalah jauh, dan strategi tentunya sangatlah diperlukan.

Saya bukan ahli dibidang ini, namun keinginan melihat Tim Indonesia bermain bagus dan menjadi tim yang disegani di Asia, dan keinginan menyaksikan lagu Indonesia Raya membahana di Final AFC, membuatku tergelitik untuk beropini.

Karakter……mental yang kuat dan kerjasama penuh disiplin harus dimiliki Tim kita.

Semangat…..semangat……semangat……! Kita belum kalah, masih ada pertandingan yang harus dihadapi agar kita lolos kualifikasi ini. Semoga…!

S-2

Saya pusing….pusingggg bangettt, nampak khan dari gambar di atas ?

Apa pasal ?

Saya memang baru mengajar matematika di SMP yang berada sangat jauh dari kota. Ya….sangat jauh dari kota. Karenanya kepala saya terasa sangat berat, pusing tujuh keliling.

Apa sebab ?

Sebenarnya saya memang lulusan Program Study Matematika dari salah satu Fakultas Keguruan, walau lebih tepatnya dengan susah payah lulus dari Fakultas tersebut. Maklumlah, ketika SMA saya termasuk siswa yang payah.  Dari sinilah kepusingan saya berawal.

KISAH PERTAMA :

Baru beberapa bulan saya “ter-lulus-kan” dari Fakultas itu, keponakan saya yang kelas SD (kelas berapa ya….dah lupa), meminta bantuan saya mengerjakan PR matematikanya. Saat itu materi penjumlahan yang melibatkan bilangan negatif. Dengan semangat saya memberi bantuan dan dengan memeras otak saya sekeras-kerasnya sambil mencoba menjelaskan sebaik-baiknya kepada ponakan tersayang. Nomor per nomor hingga selesai.

Keesokan harinya ketika saya bertemu ponakan tersayang, saya berharap senyumnya yang manis dan tulus dari seorang anak karena mendapat nilai 100 untuk PR matematikanya, namun alangkah terkejutnya saya karena ponakan tersayang malah cemberut dengan mata memerah menahan tangis. Ada apa gerangan ? Ternyata PR-nya mendapat nilai “TELOR ANGSA”. Waduh…!  Saya terpukul… telak! Apa sih yang salah…?

Ternyata menurut “Sang Guru” setiap angka yang lebih kecil jika dikurangkan dengan angka yang lebih besar hasilnya nol.

OOOO… begitu rupanya. Pantesan dapet “TELOR ANGSA”  karena ketika kuliah saya diajarkan jika angka yang lebih kecil dikurangkan dengan angka yang lebih besar hasilnya adalah bilangan negatif. Ada kemungkinan saya mendapatkan pendidikan yang “keliru” atau saya yang tidak mampu menyerap pendidikan “dengan benar” ? Entahlah.

KISAH KE DUA:

Anak pertama saya sudah duduk dibangku kelas 5 SD. Hari ini mengerjakan PR tentang Kelipatan Persekutuan Terkecil. Ada 10 (sepuluh) soal yang harus diselesaikannya. Sebelum menyelesaikan PR-nya, Ragil saya berikan penjelasan seperti berikut :

Kelipatan 3 adalah : 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, 42, 45, 48,…

Kelipatan 4  adalah: 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 52,…

Angka-angka berwarna merah untuk kelipatan 3 ada yang sama pada kelipatan 4 sehingga dinamakan dengan kelipatan persekutuan. Pada contoh ada 4 (empat) angka yang merupakan kelipatan persekutuan dan sebenarnya masih banyak lagi. Dari kelipatan-kelipatan persekutuan itu, yang merupakan kelipatan persekutuan terkecil adalah 12 . 

Dari penjelasan di atas, Ragil mengerjakan PR-nya dengan cara yang sama, dan berakhir dengan nilai “TELOR ANGSA”.  Apa sebab ? Pekerjaan Ragil salah karena kelipatan persekutuan lebih dari 2 (dua) buah kelipatan, tidak sesuai dengan contoh di buku paket yang menunjukkan kelipatan persekutuan hanya 2 (dua) buah kelipatan saja.

Waduh….dari pengalaman ini, saya jadi labil. Jangan-jangan saya memang tidak pantas jadi guru, karena guru yang dimaksudkan dalam cerita ini adalah seorang Guru Senior yang sangat berpengalaman.

Dari kisah ini ada satu pertanyaan saya: “Haruskah Guru-guru SD di daerah “jauh dari kota” dipaksakan kuliah lagi dan meraih gelar Sarjana?”

 {Cerita ini hanyalah rekayasa belaka menjelang Ujian Nasional 2012, mohon maaf karena cerita ini tidak mencantumkan nama siapapun}

SEMIFINAL LIGA CHAMPION 2011/2012

Gambar di pinjam dari sini.

Liga champion musim 2011/2012 sudah memasuki semi final setelah babak perempat final leg kedua berakhir dan menghasilkan 4 (empat) klub besar yang sangat bergengsi. Terlebih tim favorit saya yaitu Barcelona telah melenggang mantap ke babak semifinal mendahului rivalnya tim asuhan Maurinho yaitu Real Madrid.

Gambar di atas sengaja saya pilih karena benar-benar menampilkan apa yang menjadi “perang” dalam image saya untuk masa semifinal ini. Saya benar-benar berharap semifinal ini menjadi ajang pembuktian taktik, strategi dan keahlian tim-tim hebat tanpa adanya “sebuah pengaturan” yang akan mencederai sportifitas. (ya enggak lah….. masa sih….).

Adalah Chelsea akan berhadapan dengan JUARA musim lalu yaitu BARCA dan pesaing berat BARCA asuhan Maurinho, “Klub bertabur bintang “Real Madrid ditantang wakil Jerman, Bayern Munchen.

KORUPTOR “PENJAHAT” BIASA

Ini hanya kejadian di dunia yang sedang saya buat, yaitu dunia simpel dan amat simpel sebagaimana cara berfikir saya yang masih simpel dan pengennya yang simpel-simpel aja.

Namun dunia yang sedang saya rekayasa ini akan menjadi dunia diluar kendali saya ketika dunia ini akan bergeser nantinya sesuai dengan pergeseran lempeng dasar laut dunia saya ini.

Saya belum pernah belajar tentang hukum dan sangat berharap tidak dihukum karena hari ini menyenggol tentang hukum walau hanya di dunia saya saja. Mengingat selebriti di dunia saya saat ini sudah merambah bidang korupsi ATAU lebih tepatnya koruptor telah menjadi selebriti, maka sudah sepantasnya saya selaku pemilik dunia ini membuat produk hukum  baru yang akan memberikan efek jera pada para koruptor tanpa melanggar hak azasi para koruptor itu sendiri.

Akhirnya saya putuskan dengan mudah bahwa hukuman yang pantas bagi para koruptor adalah berpatokan pada hukuman terhadap maling ayam, seperti yang pernah terjadi di kampoeng saya yaitu sebuah districk di dunia yang saya buat ini. Hukuman bagi maling seekor ayam dengan berat 2 kg, adalah dipukul massa sampai babak belur dan di tahan (di buui) selama 3 bulan. Berdasarkan pada hukum ini, maka saat ini harga 1 kg ayam adalah Rp. 23.000,00 sehingga untuk 2 kg ayam menjadi Rp. 46.000,00 . Sehingga hukuman yang sepantas-pantasnya bagi koruptor tinggal kita hitung berapa banyak hasil korupsinya lalu bagi dengan Rp. 46.000,00 dan kalikan dengan 3 bulan. Nah , dengan demikian kita semua jadi tahu berapa bulan akan mendekam dalam bui seorang koruptor itu. Jangan lupa, terlebih dahulu harus melalui tahap dipukul massa sampai babak belur terlebih dahulu. Simpel kan…?

Ini hanya untuk tinjauan kalangan terbatas, tidak boleh melibatkan para ahli hukum maupun kalangan civitas academika. 

TIMNAS SEPAKBOLA SENIOR BELUM MENANG

 

Malam ini TIMNAS Senior Indonesia kembali berjuang menghadapi TIMNAS Iran yang disiarkan secara langsung oleh SCTV. Tadinya ada keengganannku untuk menonton pertandingan ini karena sudah kuprediksi TIMNAS Indonesia akan kalah karena pada pertandingan melawan Iran di leg pertama Indonesia dihempaskan dengan skor telak 3-0.

Karena permintaan “si-kecil” yang ingin menyaksikan perjuangan idolanya, akhirnya dengan sedikit terpaksa dan menyembunyikan rasa keenggananku itu di hadapannya akupun menyetel SCTV.

Benar dugaanku, tak lama setelah menyetel SCTV, gawang Indonesia yang dikawal Hendro Kartiko jaringnya bergetar untuk pertama kali di menit-menit awal babak pertama.

Pada pertandingan ini, di babak pertama penjaga gawang “tua” kata “si-kecil” anakku (maklum, penjaga gawang kesukaannya adalah Made) harus memungut bola dalam gawangnya sebanyak 3 kali. Sebuah hiburan, tandukan cantik Bepe menghasilkan satu-satunya gol bagi Indonesia.

Berbeda dengan babak pertama, di babak kedua Iran mengendorkan serangannya, namun sebuah kesalahan pemain Indonesia yang menjatuhkan pemain Iran di kotak pinalti membuat wasit meniup pluitnya dan menunjuk titik putih. Kesalahan pemain Indonesia ini harus dibayar dengan perubahan skor menjadi 4-1. Skor ini menjadi permanen hingga pertandingan selesai.

PEMAIN INDONESIA PENDEK ?

Kekalahan Indonesia kali ini menjadikan TIMNAS Indonesia  sebagai TIM yang belum memenangkan pertandingan sekalipun di Grup E. Menurut komentator, faktor fostur tubuh pemain TIMNAS Indonesia yang lebih kecil di bandingkan pemain-pemain TIMNAS Iran sebagai salah satu faktor yang menyebabkan Indonesia belum bisa menang melawan TIMNAS Iran.

Mas WIM, seorang pelatih hebat yang melatih TIMNAS Indonesia ternyata belum bisa merubah sebuah pertandingan bagi TIMNAS Indonesia menjadi catatan sejarah kemajuan persepakbolaan Indonesia.

Ataukah kita harus memilih “pesepakbola-pesepakbola berbakat dengan tinggi minimal 177,38 cm” seperti skuad Barcelona barulah bisa menorehkan prestasi yang di inginkan ? Kalau memang demikian adanya, PSSI harus sejak dini menyiapkan pemain-pemain berbakat menjadi pemain dengan tinggi minimal 177,38 cm sebagaimana rata-rata pesepakbola Barcelona yang terpendek.

 

 

KAWIN LARI VS MELAHIRKAN LARI

Banyak orang yang mengalami kekecewaan teramat sangat ketika kenyataan berbeda dari harapannya. Seperti halnya di saat hubungan antara jejaka dan janda yang tidak di restui orang tuanya, sehingga menimbulkan kenekatan Sang Janda untuk melaksanakan “kawin lari” saja seperti gambar di atas.

Baru-baru ini, kejadian langka terjadi di CHICAGO. Seorang atlit pelari yang sedang mengandung saat usia kandungannya memasuki pekan ke-39, karena kecintaannya terhadap olah raga ini tetap mengikuti kejuaraan lari marathon. Amber Miller nama atlit ini, dan melahirkan sesaat setelah sampai garis finish. Saya tertarik dengan “pelarian” ini sebagaimana dapat kita baca beritanya di sini

Beginilah akhir yang membahagiakan bagi sang atlit, dengan hadirnya bayi perempuan mungil yang lahir sesaat setelah sang ibu menyelesaikan lomba lari marathon. Ada-ada saja……?